RESUME DAN ESSAY LDKM UNSIKA FAKULTAS AGAMA ISLAM 2021
RESUME MATERI 1
ORIENTASI DIRI
Dr. Hj. Astuti Darmiyanti, ED.d
Orientasi diri adalah Peninjauan untuk menentukan sikap arah tempat dan sebagainya yang tepat sasaran, yang artinya ketika kita memasuki lingkungan baru kita harus menentukan sikap arah tempat untuk kita menyesuaikan diri, dan setiap diri seperti Fakultas misalkan itu memiliki ciri khas sendiri di setiap Fakultas nya.
contohnya seperti FAI yang memiliki ciri khas bahwa FAI menjunjung nilai moral maka dari itu kita sebagai mahasiswa FAI harus menjunjung tinggi nilai keagamaan yang mana itu semua untuk pengembangan diri dan orientasi, dan juga seperti PIAUD dan MPI yang mana kita sudah memiliki peninjauan diri sendiri khususnya untuk mahasiswa FAI yang mampu untuk mengedapankan Islam baik menurut atau berbasic pada Al-Qur'an dan Hadits dan juga mampu mengaplikasikannya.
Apalagi pada tema kali ini mengkaitkan dengan kepemimpinan rasulullah jadi kita sebagai mahasiswa mampu menjadi pemimpin yang jujur, ikhlas dan tangkas.
Jadi orientasi adalah suatu proses atau upaya seseorang di dalam mengerti keadaan sekitar, dan juga dalam diri mahasiswa yang mana akan menjadi seorang pendidik dan mendidik yang mana pendidik itu lebih sulit dan juga pendidik itu adalah bagaimana kita menanam sikap, sedangkan dengan pengajar dan mengajar itu adalah menginput pelajaran,
Orientasi personal temporal
Personal adalah kemampuan individu untuk menunjukan identitas sendiri dan orang lain. Temporal adalah menguji bagaimana kemampuan spiritual dalam mengahadapi masa sekarang lampau dan masa depan.
Sikap Itu Menghasilkan Presentasi.
Orientasi spasial bagamaina kemampuan individu untuk batasan antara ruang yang di tempati dengan lokasi lainnya. Dan juga tujuan orientasi diri adalah untuk kita bagaiamana kita mengenal lingkungan sekitar kita agama dan moral, bahasa, sosial emosional, budaya, psikomotorik halus dan kasar, kognitif.
RESUME MATERI 2
KEPEMIMPINAN ALA RASULULLAH SAW DAN SAHABAT
Dr. Achmad Junaedi Sitika, S.Ag., M.Pd.I
Dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 21 Allah membahas tentang diri Rasulullah SAW bahwa dalam diri beliau ada sebuah pelajaran baik sikap, perbuatan maupun perkataan, dan juga ketika kita menjadi pemimpin dengan dasar apa yang sudah dimiliki Rasulullah kita akan mendapat rahmat.
Dan juga seorang pemimpin akan menerima sebuah tanggung jawab dan akan di pertanggung jawabkan nanti dan itulah esensinya yaitu ketakwaan.
Pemimpin adalah yang menuntun yang menunjukan jalan yang membimbing pastinya kepada jalan yang baik. Jadi kalau kita membicarakan tentang pembinaan dan sebagainya harus di sampaikan dengan cara cara yang baik.
Dalam diri seorang pemimpin harus Kekuatan, kemampuan, kapasitas, kecerdasan, Dan itu bernilai religius. Dan apabila sudah bernilai religius insyaallah kita akan di beri kemampuan dan kecerdasan untuk menjadi pemimpin yang baik dan benar .
Dalam Kitab Ta'lim Mutaallim
Bahwasannya pemimpin harus punya kualitas, kecerdasan, dan kemampuan,
Dan juga dalam mencari ilmu dan memiliki pengetahuan dan wawasan maka dari itu jika ingin bermanfaat ilmunya maka kita harus meghormati ilmu, orang yang menyampaikan ilmu atau guru supaya bermanfaat baik untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Dalam Nashoihul Ibad bahwa ada 2 perkara yang sangat utama yang tidak ada menandinginya Yaitu Iman kepada Allah, dan bermanfaat bagi orang lain.
Pemimpin harus amanah, yakni harus mampu bertanggung jawab dalam menanggung beban beban rakyatnya, dan juga yang mana jika sebagai pemimpin kita harus sesuai dengan ilmu yang kita dapatkan dan juga sesuai dengan nilai moral dan agama karena kita juga sebagai mahasiswa FAI.
Pemimpin harus juga memiliki sikap profesional apalagi kita sebagai mahasiswa yang mana kita harus punya wawasan dan berintelektual yang mana artinya kita itu sedang Tholabul Ilmi (Mencari Ilmu).
Pemimpin harus tidak mengambil kesempatan untuk kepentingan pribadinya
Dan juga pemimpin harus mampu menempatkan orang orang yang mempunyai kapasitas sesuai dengan tempatnya,
Dan juga dalam kriteria pemimpin ada adil, Fathanah, Shiddiq, Amanah, Tabligh, Qonaah dan Siasah ( maksudnya memiliki kecerdasa dan berkomitmen).
RESUME MATERI 3
DECISION MAKING PROBLEM FROM A LEADER
H. ENDANG SODIKIN S.Pd.I., M.Pd.I
Islam itu tidak kuat apabila tidak berjamaah
Dan islam tidak akam kuat apabila tidak ada pemimpin dan pemimpin ada untuk di patuhi
Diri kita sudah memiliki fitroh untuk menjadi pemimpin yaitu memimpin diri sendiri
Dan juga pemimpin harus memiliki kapabilitas yang cukup untuk memimpin.
Dari sudut pandang islam Bahwa jiwa jiwa kepemimpinan harus memiliki
Tidak mengangkat pemimpin yang mempermainkan agamanya
Pemimpin harus memiliki keahlian yang mana sesuai dengan sabda rasulullah saw
Bahwasannya
" Apabila suatu urusan tidak diurus oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya"
Pemimpin harus bisa mengambil keputusan sesuai dengan keadaan masyarakat dan juga di terima segala kalangan masyarakat dan juga bida bergaul dan berkomunikasi dengan masyarakat, dan juga pemimpin harus mengedepankan kepentingan rakyatnya.
Pandangan ibnu taimiyah bahwa agama islam tidak akan tegak tanpa kekuasaan dan juga kekuasaan tidak akan langgeng kecuali tanpa islam.
kaitan dengan pemimpin ketika jadi pemimpin dia harus berpuasa agama Islam tidak tegak tanpa kekuasaan dan kekuasaan tidak bisa langgeng tanpa ditunjang oleh maka saya dasar bawa fakultas agama Islam adalah generasi penerus yang mampu menjawab tantangan zaman mohon izin kalau di kantor dewan ini ada Adam sebentar ya di dari moderator minta waktu 5 menit dulu ya boleh sahabat-sahabat sekalian yang terpenting dari Membangun jiwa kepemimpinan
pada zaman pada kekinian adalah ingat menjadi catatan penting buat kita sekalian dan otokritik buat saya pribadi.orang yang selalu beradaptasi dengan perubahan
kalau kita tidak beradaptasi dengan perubahan tentunya orang kita akan menjadi generasi yang akan terpinggirkan. Adalah tipikal atau dasar-dasar kepemimpinan kekinian yang secara otomatis. Apa lagi di masa pandemi covid 19 ya yang begitu? melanda dunia
RESUME MATERI 4
ANALISIS SWOT
UMAR MUKHTAR S.Pd., M.Pd.
Strenght : kelemahan
Weaknesses : kelemahan
Opportunity : peluang
Threat : ancaman
Itu semua adalah faktor faktor yang ada dalam kehidupan, apabila kita bisa menganalisa dengan cara ini maka kita bisa memiliki presentase lebih besar untuk berhasil mencapai tujuan dengan artinya menyusun strategi.
Dan untuk mencapai tujuan juga supaya lebih cepat hemat yaitu dengan cara menganalisis tersebut dahulu dengan memahami terlebih dahulu faktor faktor yang mempengaruhinya,
faktor internal :
Strenght dan weaknesses
Yang mana berada dimiliki dari dalam baik dari diri sendiri atau di dalam organisasi itu sendiri.
Faktor eksternal :
Opportunity dan threat
yang berasal dari luar
Dan juga SWOT ini sebagai managerial untuk segala sesuatu dalam kehidupan untuk mencapai tujuan supaya untuk mencapai
tujuan bisa memiliki resiko sedikit dan memakan waktu lebih cepat
Dan semua faktor tersebut saling berkaitan dan saling berpengaruh karena apabila tidak memakai atau menganalisa salah
satunya maka akan terjadi resiko yang lebih besar
Strenght berfungsi untuk supaya ketika menganalisa kekuatan, kita bisa memiliki kekuatan agar supaya ketika ada kelemahan
dan ancaman maka kita akan mampu untuk bertahan
Weaknesses berfungsi untuk ketika menganalisa kelemahan, kita akan tahu ketika kita sedang berproses kita bisa tau apa kelemahan yang kita miliki sehingga menghambat perkembangan kita dalam mencapai tujuan
Opportunity berfungsi untuk ketika menganalisa peluang, kita akan tahu peluang apa saja yang kita miliki untuk mempercepat perkembangan kita untuk mencapai tujuan
Threat berfungsi untuk ketika menganalisa ancaman, kita akan tahu ancaaman apa saja yang akan menghambat atau bahkan
menghancurkan jalan untuk mencapai tujuan kita sehingga kita tidak akan kaget ketika adanya ancaman
Maka dari itu kita harus bisa menganalisa terhadap diri kita baik dari luar maupun dari dalam sehingga kita bisa
mencapai tujuan yang ingin kita capai. maka dari itu dengan swot ini bisa membantu untuk mempermudah untuk mencapai
tujuan kita.
RESUME MATERI 5
PUBLIC SPEAKING DALAM DIMENSI KEPEMIMPINAN
H. JAENAL ABIDIN S.Pd.I., M.Pd.I.
RESUME MATERI JAENAL
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkam efek tertentu.
Kenapa manusia butuh berkomuikasi ?
- komunikasi untuk mencapai keinginan dan tujuan
- komunikasi adalah jalan untuk menyelesaikan masalah, walaupun masalah bisa di sebabkan oleh kesalahan komunikasi.
Publik speaking adalah kegiatan penyampaian pesan atau ide/gagasan secara moral atau lisan, dan juga bentuk komunikasi dimana seorang pembicara menghadapi pendengar dalam jumlah relatif besar dan pembicaraan yang relatif kontinu.
Darimana seseorang bisa berbicara?
Ilmu pengetahuan, membaca, dan empirik
Ya walaupun semua orang dunia tidak di lahirkan sebagai speaker.
Masalah dalam Publik Speaking :
Nervous atau kecemasan, tehnik publik speaking, penguasaan materi. Bagaimana cara meraih rasa percaya diri antara lain adalah lepaskan rasa sesal, perbaiki persepsi diri, dan jangan takut gagal
Jadi yang terpenting dalam mengembangkan publik speaking kita harus terbiasa dan terus berlatih baik dari segi rasa percaya diri, suara, bahasa tubuh dan artikulasi supaya lebih lancar dan berwibawa dan pastinya di depan banyak khalayak orang.
ESSAY
Tema: Membangun Jiwa Kepemimpinan yang jujur, ikhlas, cerdas, tangkas, serta merealisasikan kepemimpinan ala rasulullah SAW pada masa pandemi.
Kesimpulan yang bisa saya dapatkan dari materi materi yang di sampaikan pada ldkm ini bahwasannya ketika kita akan menjadi pemimpin langkah pertama yang harus di lakukan adalah pengenalan baik terhadap diri sendiri, lingkungan sekitar, orang orang sekitar maupun terhadap masyarakat luas karena ketika kita menjadi pemimpin kita bukan hanya mengurusi urusan 1 atau 2 orang akan tetapi ratusan bahkan ribuan. Dan juga kita juga harus memiliki Ilmu yang memadai memiliki wawasan yang memadai dan memiliki pondasi yang kuat terutama pada masa pandemi ini, karena kita adalah mahasiswa Fakultas Agama Islam kita harus bisa menjadi pemimpin yang menjunjung nilai Moral dan agama yang terkandung baik di dalam Alquran maupun Hadits dan juga para pendapat ulama, karena bukan hanya ilmu yang di perlu.